🦡 Makna Puisi Deru Campur Debu
Berpuisidan Diterima35 Contoh teks puisi Chairil Anwar, puitis dan penuh makna Jul 31, 2022 · Saya tidak tahu dan mungkin tidak ada yang tahu kecuali beliau sendiri. Kumpulan sajaknya: Deru Campur Debu (1949), Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus (1949), dan Tiga Menguak Takdir (bersama Rivai Apin + Asrul Sani, 1950). Sajak
Dimanaseseorang berhubungan dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan orang-orang di sekitar. Saat berdoa, seseorang harus membuka hati, pikiran, dan jiwa kepada Tuhan. Seperti yang tersirat dalam kalimat kepada pemeluk teguh, yang menggambarkan seseorang memiliki keyakinan bahwa Tuhan selalu bersamanya. Tuhanku _Dalam termangu _
Puisidoa karya chairil anwar menjadi salah satu karya sastra yang populer di tanah air. Pada puisi tersebut terdapat beberapa diksi seperti "penuh seluruh" memang dua kata tersebut mempunyai makna yang sama namun penulis. Makna Dan Larik Puisi Doa » 2021 Ramadhan Analisis puisi doa berdasarkan struktur fisik (lahir) dan struktur batinnya para pelajar di
sffD4k. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide-ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran yang konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa Sumardjo, 1994 3. Sastra sebagai ungkapan pribadi manusia, tentunya mengandung berbagai hal atau permasalahan sesuai dengan apa yang ingin disampaikan oleh sang pengarang dalam karangannya. Oleh karena itu, hal-hal yang ingin diungkapkan sastrawan dalam karyanya adalah hal-hal yang berasal dan kehidupan sehingga dapat diresapi. Bahkan apa pun yang dilakukan sastrawan terhadap bahan yang telah dipilih dan diambil dan kehidupan, tujuan sastrawan sudahlah pasti. Melalui karyanya ia memperluas, memperdalam dan memperjernih penghayatan pembaca terhadap salah satu sisi kehidupan yang disajikan Saini, 1990 15. Wellek dan Austin Warren 1995 3 mendefinisikan sastra sebagai suatu kegiatan kneatif, sebuah karya seni. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat kita simpulkan bahwa karya sastra baik itu berupa sajak ataupun prosa, merupakan hasil dan kreativitas pengarang dalam mengungkapkan pengalaman, pemikiran, perasaan, ide-ide, semangat, keyakinan dalam bentuk karya sastra. Oleh karena itu karya sastra adalah bagian eksistensial dan keberadaan manusia, karena Ia lahir sebagai bentuk ekspresi atau ungkapan pengalaman, pemikiran, perasaan, ide-ide, semangat ataupun keyakinan. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Taum 1987 20 “Sastra hadir sebagai bagian ekstensial dan keberadaan manusia. Pada mulanya sastra-sastra bersifat religius, menjadi media ekspresi pengalaman estetik dan mistik manusia dalam berhadapan dengan kekuatan alam natural dan ilahi supernatural. Sastra dan religi memiliki hubungan yang erat dan tidak terpisahkan. Atmosuwito 1989 124 menyimpulkan bahwa kitab suci Al Qur’an selain berisi tulisan-tulisan suci Secret Writing agama Islam, juga mengandung tulisan sastra. Demikian juga dengan kitab suci Bible, Bhagawat Gita juga dikatakan sebagai buku-buku puisi dan kitab Amsal dikatakan sebagai kitab sastra bijak wisdom literature. Lebih detail Atmosuwito 1989 126 mengungkapkan bahwa buku agama adalah sastra. Dan sastra adalah bagian dan agama. Puisi sebagai bentuk karya sastra adalah hasil kreativitas pengarangnya. Hal ini juga berarti, bahwa dalam puisi terkandung berbagai hal yang berasal dan kontemplasi pengarangnya, baik itu berupa perasaan batin yang ada hubungannya dengan Tuhan yang oleh Atmosuwito disebut religiusitas atau perasaan keagamaan, ataupun berupa hasil kontemplasi pengarangnya terhadap kehidupan atau alam. Penelitian tentang religiusitas dalam sastra masih sangat jarang dilakukan. Menurut sepengetahuan peneliti hanya terdapat satu penelitian yang mengkaji religiusitas dalam sastra yaitu satu penelitian yang dilakukan oleh Ratnawati, dkk yang berjudul Religiusitas Dalam Sastra Modern. Objek kajian penelitian tersebut adalah novel-novel jawa modern tahun 1920-1945. Ada pun penelitian tentang religiusitas dalam bidang sajak belum ada yang melakukannya secara mendalam. Melihat kenyataan tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk membahas atau mengakaji aspek religiusitas dalam puisi. Ada pun karya sastra puisi dikatakan bermutu atau baik hams memenuhi syarat-syarat sebagai berikut Dapat merekam isi jiwa pengarangnya Dapat dikomunikasikan kepada orang lain Sastra adalah sebuah keteraturan Penghiburan Sebuah integrasi Merupakan penemuan Merupakan ekspresi sastrawannya Sebuah karya sastra yang pekat Merupakan penafsiran kehidupan Sebuah pembahaman Syajak Chairil Anwar adalah sajak yang baik, karena sajak-sajak Chairil Anwar memenuhi syarat-syarat suatu karya sastra sajak yang baik. Sebagai sajak yang baik, tentunya sajak-sajak Chairil Anwar dapat mencapai tujuan penulisan karya sastra sebagaimana yang diungkapkan oleh Saini 1990 15, yaitu mampu memperjernih, memperdalam penghayatan pembacanya terhadap masalah yang diangkat dalam sajak tersebut, tidak terkecuali masalah religiusitas yang terdapat dalam sajak-sajaknya. Hadirnya sajak-sajak Chairil Anwar cukup banyak menarik perhatian para apresiator. Hal mi terbukti dengan adanya beberapa tanggapan dalam buku-buku ataupun surat kabar yang mengkaji sajak-sajak Chairil Anwar, namun dan sekian banyak penelitian tentang sajak Chairil Anwar belum ada yang mengakaji religiusitas yang terkandung di dalamnya secara mendetail. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengkaji religiusitas yang terdapat dalam kumpulan sajak Chainil Anwar. Sajak yang akan dikaji aspek religiusitasnya dalam penelitian ini, yang terapat dalam buku kumpulan sajak Chairil Anwar yang berjudul Deru Campur Debu. Ada beberapa alasan yang mendorong peneliti memilih sajak tersebut sebagai bahan kajian antara lain Menurut sepengetahuan peneliti sajak tersebut belum ada yang mengkaji aspek religiusitas yang terkandung di dalamnya. Sajak tersebut dipilih sebagai bahan kajian karena dalam sajak tersebut tergambar suatu perasaan yang mendalam yang dirasakan oleh si aku link yang berhubungan dengan Tuhan, rasio ataupun rasa kemanusiaan. Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan, masalah yang akan dibahas dalam penelitian mi adalah 1. Bagaimanakah struktur kumpulan puisi “Deru Campur Debu” kanya Chairil Anwar? 2. Bagaimanakah aspek religiusitas dalam kumpulan puisi “Deru Campur Debu” karya Chairil Anawar? Tujuan Penelitian Tujuan dan penelitian mi antara lain Untuk mendeskripsikan struktur kumpulan puisi “Deru Campur Debu” karya Chairil Anwar. Untuk mendeskripsikan aspek religiusitas dalam kumpulan puisi “Deru Campur Debu” karya Chairil Anwar. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dan penelitian mi antara lain sebagai berikut. a. Manfaat Teoritis Sebagai informasi tentang religiusitas yang terdapat pada sajak kumpulan dalam puisi Deru Campur Debu karya Chairil Anwar. Dapat menjadi masukan bagi peneliti-peneliti sastra khususnya yang membahas tentang religiusitas dalam sajak. b. Manfaat Praktis 1. Dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dalam melakukan penelitian-penelitian sastra khususnya saj ak. 2. Sebagai bahan informasi dan studi banding bagi penelitian selanjutnya. BAB II KAJIANPUSTAKA Penelitian yang Relevan Penelitian aspek religiusitas dalam sastra masih sangat kurang dan segi kualitas. Menurut sepengetahuan peneliti, terdapat hanya satu penelitian yang membahas tentang religiusitas dalam sastra, yaitu sastra penelitian yang berjudul Religiusitas Dalam Sastra Jawa Modern oleh Ratnawati, dkk yang diterbitkan pada tahun 2002 oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Dalam penelitian tersebut dijelaskan secara dominan karya-karya sastra Jawa modern mengungkap aspek religiusitas secara langsung religiusitas otentik. Lebih detail dijelaskan bahwa religiusitas otentik yang terdapat dalam sastra Jawa modern tersebut tercermin dalam lima sikap yaitu rela, menerima, sabar, hormat dan rukun. Disebutkan pula bahwa dan sejumlah data yang diteliti novel Jawa modern tahun 1920-1945, hanya ada beberapa karya sastra yang secara eksplisit mengungkapkan aspek religiusitas formal religiusitas agamis. Hukum agama yang digunakan dalam karya sastra tersebut adalah hukum agama Islam. Religiusitas formal tergambar dalam sikap Kiay Saleh yang dengan teguh memegang ajaran agamanya yaitu islam, ia mengajarkan anak-anaknya untuk mengaji, sholat serta menanamkan sikap-sikap mulia kepada anak-anaknya. Dalam novel tersebut Tn Djoko Mulyo digambarkan bahwa pada akhimya anak Kiay Saleh ada yang menjadi Tuan Guru besar di suatu kampung. Konsep Dasar Dalam buku ”Prinsip-prinsip dasar metode riset pengajaran dan pembelajaran bahasa” dijelaskan bahwa analisis merupakan produk dari semua pertimbangan dan pemikiran yang terlihat dalam rancang bangun dan rencana penelitian Henry, 1987 178. Dalam hal ini, analisis yang dimaksud adalah analisis tentang segi religiusitas yang terdapat dalam kumpulan puisi ”Deru Campur Debu” karya Chairil Anwar. Dalam kamus besar bahasa indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan kumpulan adalah sesuatu yang telah dikumpulkan, perhimpunan, tem,pat berkumpul Poerwadarminta, 1987 475. Sedangkan yang dimaksud dengan puisi adalah bentuk karangan yang terkait oleh rima, ritme, ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat Maskurun 2000128. Menurut Ensiklopedia Indonesia N-Z halaman 1147 dalam Tarigan, 19854 kata puisi berasal dari bahasa Yunani Poiesis yang berarti penciptaan Pengertian Puisi sajak Puisi n ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait KBBI, 2003 235. Sedangkan Maskurun 2000128 mengatakan bahwa puisi ialah bentuk karangan yang terkait oleh rima, ritme, ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat. Menurut Ensiklopedia Indonesia N-Z halaman 1147 dalam Tarigan, 19854 kata puisi berasal dari bahasa Yunani Poiesis yang berarti penciptaan. Sedangkan Issac Newton dalam Tarigan mengatakan bahwa puisi adalah nada yang penuh keaslian dan keselarasan 19855. Sementara itu, Watts Dunton dalam Tarigan mengatakan bahwa puisi adalah ekspresi yang konkrit dan bersifat artistik dari fikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama 19857. Sedangkan Lescelles Abercrombie dalam Tarigan mengatakan bahwa puisi adalah ekspresi dari pengalaman yang bersifat yang hanya kemasyarakatan yang diutarakan dengan bahasa, yang memanfaatkan setiap rencana dengan matang dan tepat guna 19857. Serta menurut Wirojosoedarno Pradopo 20055 puisi itu karangan terikat oleh 1 banyak baris dalam tiap bait Kumplet/Strota, suku karangan; 2 banyak baris dalam tiap bait; 3 banyak suku kata dalam tiap baris; 4 rima; dan 5 irama. Pendapat lain mengatakan puisi adalah adalah ciptaan tentang sesuatu keindahan dalam bentuk berirama. Citarasa adalah unsur yang diutamakan. Hubungan dengan budaya intelek atau dengan suara hati hanya merupakan hubungan yang selintas. Jika bukan secara kebetulan, ia tidak akan mengena langsung dengan fungsi utamanya atau dengan kebenaran. Edgar, 198944. Pendapat lain mengatakan Puisi pada hakikatnya adalah satu pernyataan perasaan dan pandangan hidup seorang penyair yang memandang sesuatu peristiwa alam dengan ketajaman perasaannya. Perasaan yang tajam inilah yang menggetar rasa hatinya, yang menimbulkan semacam gerak dalam daya rasanya. Lalu ketajaman tanggapan ini berpadu dengan sikap hidupnya mengalir melalui bahasa, menjadilah ia sebuah puisi, satu pengucapan seorang penyair. Samad Said, 200011 Jenis Puisi Jenis puisi ini didasarkan pada cara penyair mengungkapkan isi atau gagasan yang hendak disampaikan. Adapun jenis-jenis puisi ini peneliti paparkan sebagai berikut. Puisi Naratif. Puisi naratif mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Ada puisi naratif yang sederhana, ada yang sugestif, dan ada yang kompleks. Puisi-puisi naratif, misalnya epik, romansa, balada, dan syair berisi cerita.Balada adalah puisi yang bercerita tentang orang-orang perkasa, tokoh pujaan, atau orang-orang yang menjadi pusat perhatian. Rendra banyak sekali menulis balada tentang orang-orang tersisih, yang oleh penyairnya disebut “orang-orang tercinta”. Kumpulan baladanya Balada Orang-orang Tercinta dan Blues Untuk Bonnie. Romansa adalah jenis puisi cerita yang menggunakan bahasa romantik yang berisi kisah percintaan yang berhubungan dengan ksatria, dengan diselingi perkelahian dan petualangan yang menambah percintaan mereka lebih mempesonakan. Rendra juga banyak menulis romansa. Salah satu bagian dalam “Empat Kumpulan Sajak”nya berjudul “Romansa” dan berisi jenis puisi romansa, yakni kisah percintaan sebelum Rendra menikah. Kirdjomuljo menulis romansa yang berisi kisah petualangan dengan judul “Romance Perjalanan”. Kisah cinta ini dapat juga berarti cinta tanah kelahiran seperti puisi-puisi Ramadhan Priangan Si Jelita. Periode 1953-1961 banyak di tulis jenis romansa ini. Puisi Lirik. Dalam puisi lirik penyair mengungkapkan aku lirik atau gagasan pribadinya. Ia tidak bercerita. Jenis puisi lirik misalnyaelegi, ode, dan serenada. Elegi adalah puisi yang mengungkapkan perasaan duka. Misalnya “Elegi Jakarta” karya Asrul Sani yang mengungkapkan perasaan duka penyair di kota Jakarta. Serenada adalah sajak percintaan yang bisa dinyanyikan. Kata “serenada” berarti nyanyian yang tepat dinyanyikan pada waktu senja. Rendra banyak menciptakan serenada dalam Empat Kumpulan Sajak. Misalnya “Serenada Hitam”, “Serenada Biru”, “Serenada Merah Jambu”,”Serenada Ungu”, “Serenada Kelabu”, dan sebagainya. Warna-warna di belakang serenade itu melambangkan sifat nyanyian cinta itu, ada yang bahagia, sedih, kecewa, dan sebagainya. Ode adalah puisi yang berisi pujaan terhadap seseorang, sesuatu hal, atau sesuatu keadaan. Yang banyak di tulis adalah pemujaan tehadap tokoh-tokoh yang dikagumi. “Teratai” Sanusi Pane, “Diponegoro” Chairil Anwar, dan “Ode Buat Proklamator” Leon Agusta merupakan contoh ode yang bagus. Berikut ini kutipan Ode Buat Proklamator, sebuah ode yang memuja tokoh proklamator Bung Karno dan Bung Hatta. Dalam puisi ini, dapat diungkapkan rasa kagum penyair kepada sang proklamator. Ungkapan-ungkapan rasa kagum itu sangat mengena dan tidak bersifat klise. Kerinduan penyair untuk mendengarkan bara semangat yang ditiupkan lewat pidato-pidato yang berapi-api, dapat kita hayati sejak enam baris terakhir. Hukla, 197922 Puisi Deskriptif. Di depan telah dinyatakan bahwa dalam puisi deskriptif, penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan/ peristiwa, benda, atau suasana yang di pandang menarik perhatian penyair. Jenis puisi yang dapat di klasifikasikan dalam puisi deskriptif, misalnya puisi satire, kritik social, da puisi-puisi impresionitik. Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan tidak puas penyair terhadap suatu keadaan, namun dengan cara menyindir atau menyatakan keadaan sebaliknya. Kritik social adalah puisi yang juga menyatakan ketidaksenangan terhadap keadaan atau terhadap diri seseorang, namun dengan cara membeberkan kepincangan atau ketidakberesan keadaan/orang tersebut. Kesan penyair juga dapat kita hayati dalam puisi-puisi impresionistik yang mengungkapkan kesan impresi penyair terhadap suatu hal. Puisi Kamar dan Puisi Auditorium Istilah puisi kamar dan puisi auditorium juga kita jumpai dalam buku kumpulan puisi Hukla karya Leon Agusta. Puisi-puisi auditorium disebut juga puisi Hukla puisi yang mementingkan suara atau serangkaian suara. Puisi kamar ialah puisi yang cocok di baca sendirian atau dengan satu atau dua pendengar saja di dalam kamar. Sedangkan puisi auditorium adalah puisi yang cocok untuk dibaca di auditorium, di mimbar yang jumlah pendengarnya dapat ratusan orang. Sajak-sajak Leon Agusta banyak yang dimaksudkan untuk sajak auditorium. Puisi-puisi Rendra kebanyakan adalah puisi auditorium yang baru memperlihatkan keindahannya setelah suaranya terdenagr lewat pembacaan secara keras. Puisi auditorium disebut juga puisi oral karena cocok untuk dioralkan. Puisi Fisikal, Platonik, dan Metafisikal Pembagian puisi oleh David Daiches ini berdasarkan sifat dari isi yang dikemukakan dalam puisi itu. Puisi fisikal bersifat realistis artinya menggambarkan kenyataan apa adanya. Yang dilukiskan adalah kenyataan dan bukan gagasan. Hal-hal yang didengar, dilihat, atau dirasakan adalah merupakan obyek ciptaannya. Puisi-puisi naratif, balada, puisi yang bersifat impresionistis, dan juga puisi dramatis biasanya merupakan puisi fisikal. Puisi platonik adalah puisi yang sepenuhnya berisi hal-hal yang bersifat spiritual atau kejiwaan. Dapat dibandingkan dengan istilah “cinta platonis” yang berarti cinta tanpa nafsu jasmaniah. Puisi-puisi ide atau cita-cita dapat dimasukkan ke dalam klasifikasi puisi platonik. Puisi-puisi religius juga dapat dikategorikan puisi platonis. Demikian juga puisi yang mengungkapkan cinta luhur seorang kekasih atau orang tua kepada anaknya kiranya dapat dinyatakan sebagai puisi platonik. Puisi metafisikal adalah puisi yang bersifat filosofis dan mengajak pembaca merenungkan kehidupan dan merenungkan Tuhan. Puisi religius di satu pihak dapat dinyatakan sebagai puisi platonik menggambarkan ide atau gagasan penyair di lain pihak dapat disebut sebagai puisi metafisik mengajak pembaca merenungkan hidup, kehidupan, dan Tuhan. Karya-karya mistik Hamzah Fansuri seperti Syair Dagang, Syair perahu, dan Syair Si Burung Pingai dapat dipandang sebagai puisi metefisikal. Kasidah-kasidah karya Barzanji dan Tasawuf karya Rumi kiranya dapt diklasifikasikan sebagai puisi metafisikal. Puisi Subjektif dan Puisi Objektif Puisi subyektif juga disebut puisi personal, yakni puisi yang mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan, dan suasana dalam diri penyair sendiri. Puisi-puisi yang di tulis kaum ekspresionis dapat diklasifikasikan sebagai puisi subyektif karena mengungkapkan keadaan jiwa penyair sendiri. Demikian juga puisi lirik dimana aku lirik bicara kepada pembaca. Puisi obyektif berarti puisi yang mengungkapkan hal-hal di luar diri penyair itu sendiri. Puisi obyektif disebut juga puisi impersonal. Puisi naratif dan deskriptif kebanyakan adalah puisi obyektif, meskipun juga ada beberapa yang subyektif. Puisi Konkret Puisi konkret sangat terkenal dalam dunia perpuisian Indonesia sejak tahun 1970-an. Kennedy memberikan nama jenis puisi tertentu dengan nama puisi konkret, yakni puisi yang bersifat visual, yang dapat dihayati keindahan bentuk dari sudut pandang poems for the eye. Kita mengenal adanya bentuk grafis dari puisi, kaligrafi, idoegramatik, atau puisi-puisi Sutardji Calzoum Bachri yang menunjukkan pengimajian kat lewat bentuk grafis. Dalam puisi konkret ini, tanda baca dan haruf-huruf sangat potensial membentuk gambar. Gambar ujud fisik yang “kasat mata” lebih dipentingkan daripada makna yang ingin disampaikan. Contoh dalam bahasa Inggris, misalnya karya Joyce Klimer berikut ini t ttt rrrrr rrrrrrr eeeeeeeee ??? Kata yang hendak dinyatakan dalam puisi ini hanyalah “tree”; namun karena membentuk gambar pohon Natal, maka pembaca mengetahui bahwa yang dimaksud penyair adalah pohon Natal. Karya Sutardji banyak sekali yang dapat diklasifikasikan sebagai puisi konkret. Kemudian diikuti oleh penyair-penyair yang lebih muda. Puisi konkret ada yang berbentuk segitiga, kerucut, belah ketupat, piala, tiang lingga, bulat telur, spindle, ideografik, dan ada juga yang menunjukkan lambang tertentu. Puisi Diafan, Gelap, dan Prismatis Puisi diafan ataupuisi polos adalah puisi yang kurang sekali menggunakan pengimajian, kata konkret dan bahasa figurative, sehingga puisinya mirip dengan bahasa sehari-hari. Puisi yang demikian akan sangat mudah dihayati maknanya. Puisi-puisi anak-anak atau puisi karya mereka yang baru belajar menulis puisi,dapat diklasifikasikan puisi diafan. Mereka belum mampu mengharmoniskan bentuk fisik untuk mengungkapkan makna. Dengan demikian penyair tersebut tidak memiliki kepekaan yang tepat dalm takarannya untuk lambing, kiasan, majas, dan sebagainya. Jika puisinya terlalu banyak majas, maka puisi itu menjadi gelap dan sukar ditafsirkan. Sebaliknya jika puisi itu kering akan majas dan versifikasi, maka puisi itu akan menjadi puisi yang bersifat prosaic dan terlalu cerlang sehingga diklasifikasikan sebagai puisi diafan. Dalam puisi prismatis penyair mampu menyelaraskan kemampuan menciptakan majas, versifikasi, diksi, dan pengimajian sedemikian rupa sehingga pembaca tidak terlalu mudah menafsirkan makna puisinya, namun tidak terlalu gelap. Pembaca tetap dapat menelusuri makna puisi itu. Namun makna itu bagaikan sinar yang keluar dari prisma. Ada bermacam-macam makna yang muncul karena memang bahasa puisi bersifat multi interpretable. Puisi prismatis kaya akan makna, namun tidak gelap. Makna yang aneka ragamitu dapat ditelusuri pembaca. Jika pembaca mempunyai latar belakang pengetahuan tentang penyair dan kenyataan sejarah, maka pembaca akan lebih cepat dan tepat menafsirkan makna puisi tersebut. Penyair-penyair besar seperti Amir Hamzah dan Chairil Anwar dapat menciptakan puisi-puisi prismatis. Namun belum tentu semua puisi yang dihasilkan bersifat prismatis. Hanya dalam suasana mood seorang penyair besar mampu menciptakan puisi prismatis. Jika puisi itu diciptakan tanpa kekuatan pengucapan, maka niscaya tidak akan dapat dihasilkan puisi prismatis. Puisi-puisi daari orang yang baru belajar menjadi penyair biasanya adalah puisi diafan. Namun kadang-kadang juga kita jumpai puisi gelap. Puisi Parnasian dan Puisi Inspiratif Parnasian adalah sekelompok penyair Perancis pada pertengahan akhir abad 19 yang menunjukkan sifat puisi-puisi yang mengandung nilai keilmuan. Puisi parnasian diciptakan dengan pertimbangan ilmu atau pengetahuan dan bukan didasari oleh inspirasi karena adanya mood dalam jiwa penyair. Puisi-puisi yang ditulis oleh ilmuwan yang kebetulan mampu menulis puisi, kebanyakan adalah puisi parnasian. Puisi-puisi Rendra dalam Potret Pembangunan dalam Puisi yang banyak berlatar belakang teori ekonomi dan sosiologi dapaat diklasifikasikan sebagai puisi parnasian. Demikian juga puisi-puisi Dr. Ir. Jujun S. Suriasumantri yang sarat dengan pertimbangan keilmuan. Puisi inspiratif diciptakan berdasarkan mood atau passion. Penyair benar-benar masuk ke dalam suasana yang hendak dilukiskan. Suasana batin penyair benar-benar terlibat ke dalam puisi itu. Dengan “mood”, puisiyang diciptakan akan memiliki tenaga gaib, mempunyai kekuatan untuk memikat perhatian pembaca. Puisi inspiratif biasanya tidak sekali baca habis. Pembaca memerlukan waktu cukup untuk menafsirkan. Puisi “Senja di Pelabuhan Kecil” karya Chairil Anwar adalah contoh puisi inspiratif. Puisi Demonstrasi dan Pamflet Puisi demonstrasi menyaran pada puisi-puisi Taufiq Ismail dan mereka yang oleh Jassin disebut angkatan 66. puisi ini melukiskan dan merupakan hasil refleksi demonstrasi para mahasiswa dan pelajar sekitar tahun 1966. menurut Subagio Sastrowardoyo, puisi-puisi domonstrasi 1966 bersifat kekitaan, artinya melukiskan perasaan kelompok bukan perasaan individu. Puisi-puisi mereka adlah endapan dari pengalaman fisik, mental, dan emosional selama penyair terlibat dalam demonstrasi 1966. gaya paradoks dan ironi banyakkita jumpai. Sementara itu, kata-kata yang membakar semangat kelompok banyak dipergunakan, seperti kebenaran, keadilan, kemanusiaan, tirani, kebatilan, dan sebagainya. Perkembangan Puisi di Indonesia Membaca puisi merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki siswa, terutama siswa pada tingkat sekoiah dasar. Pada umumnya siswa SD masih kesulitan dalam membaca karya sastra berbentuk puisi. Hal tersebut terjadi bukan semata-mata karena kesalahan siswa, tetapi termasuk juga para pendidik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Muchlisoh, bahwa para siswa tersebut lebih banyak diberikan bekal pengetahuan berbahasa daripada dilatih bagaimana menggunakan bahasa itu untuk berkomunikasi dalam bentuk lisan maupun tulisan 1994 3. Melihat hasil yang demikian, maka yang perlu ditelusuri lebih jauh adalah mengapa hal seperti itu masih terjadi. Apakah hal tersebut disebabkan oleh faktor sarana pembelajaran yang kurang memadai, atau faktor latar belakang, lingkungan sosial siswa yang mendukung tidak terlaksananya proses belajar mengajar dengan baik seperti pengaruh pergaulan tidak terkendali dalam masyarakat siswa itu tinggal dan lain sebagainya, atau faktor guru yang memang tidak memiliki kemampuan mengajar secara efektif, atau percampuran dari faktor-faktor itu semua. Dalam mengatasi hal demikian maka gurulah yang harus berperan aktif sesuai dengan perkembangan zaman. Hal tersebut sesuai dengan pandangan Umar bahwa, “ sejalan dengan konsep-konsep baru ke arah dunia pendidikan, perkembangan iptek yang pesat menyumbangkan cara-cara baru yang lebih mantap terhadap pemecahan masalah pendidikan. Dalam realisasinya dipandu oleh kurikulum yang selalu disempurnakan. Sejalan dengan itu maka guru sebagai suatu komponen sistem pendidikan juga harus berubah” 2000 253. Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang tersebut di atas, membaca puisi sedikit berbeda dengan membaca teks atau bahan bacaan yang lain. Perbedaannya terletak pada cara memahaminya. Jika membaca teks, arti atau isi dapat langsung dipahami atau dimengerti karena kata-kata yang digunakan adalah kata-kata yang sering diucapkan atau didengar dalam kegiatan sehari-hari, baik itu secara formal maupun non formal. Membaca kegiatan memang lebih sulit Jika dibandingkan dengan membaca prosa drama atau bahkan pengetahuan umum lainnya. Puisi harus ditaksirkan, direnungkan dalam-dalam dan dirasakan karena menyimpan makna yang tersembunyi, yakni banyak menggunakan makna lambang, karena puisi mengutamakan estetika. Berbagai macam bekal pengetahuan dan pengalaman di atas tersebut bekal awal karena, seperti telah diungkapkan di depan, untuk mampu mengepresikan suatu cipta sastra seseorang harus terus – menerus menggauli karya sastra. Pemilikan bekal pengetahuan dan pengalaman dapat diibaratkan sebagai pemilikan pisau bedah, sedangkan kegiatan menggauli cipta sastra itu sebagai kegiatan pengasahan sehingga pisau itu menjadi tajam dan semakin tajam. Langkah awal dalam pembelajaran membaca puisi ialah memparafrasekan puisi. Parafrasekan adalah mengubah puisi ke dalam bentuk prosa. Seorang sastrawan yang mengekspresikan karya-karya melalui puisi untuk mendapatkan hasil yang lebih hidup dan indah dibutuhkan keterampilan mengolah kata dengan penambahan, pengulangan, penukaran, penggantian dan penghapusan. Banyak kalimat dalam puisi kadang-kadang tidak lengkap, ada yang terpenggal dan bahkan satu larik puisi ada yang hanya terdiri atas satu perkataan saja. Bangun kalimat yang tidak lengkap atau tak sempurna ini biasanya merupakan salah satu kesulitan di dalam memahami puisi. Untuk memudahkan puisi terlebih dahulu memparafrasekan puisi yang telah dibaca dengan cara memberi penanda pertalian dengan menambahkan kata penghubung, memberi tanda satu garis miring / untuk pengganti jeda dan tanda dua garis miring // untuk pengganti titik gramatikal. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan suatu bentuk kebahasaan dari teks puisi yang mematuhi kaidah-kaidah gramatikal yang diterapkan dapat mempermudahkan pembuatan parafrasenya, yakni mengubah isi puisi atau bentuk puisi sehingga menjadi bentuk prosa, yang memberikan gambaran secara umum tentang puisi tersebut. Teori Struktur Pendekatan sturktural di pelopori oleh kaum formalis Rusia dan Strukturalisme Praha. Ta dapat pengaruh langsung dan teori Saussure yang mengubah studi linguistik dan pendekatan diatronok ke sinkronik. Studi linguistik tidak lagi ditekankan pada sejarah perkembangaflflYa, meainkan hubungan antar unsurnya. Masalah unsur dan hubungan antar unsur merupakan hal yang penting dalam pendekatan ini. Unsur bahasa misalnya terdiri dan unsur fonologi, morfologi, dan sintaktis. Analisis struktural karya sastra yang dalam hal mi adalah fiksi, dapat dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji, dan mendeskripsikafl fungsi dan hubungan antar unsur intrinsik fiksi yang bersangkutanl. Mula-mula diidentifikasi dan dideskripsikan misalnya, bagaimana keadaan peristiwa-peristiwa, plot, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, dan lain-lain. Dengan demikian, pada dasarnya analisis struktura bertujuan untuk memaparkan secermat mungkin fungsi dan keterkaitan antara berbagai unsur karya sastra yang secara bersama menghasilkan sebuah kemenyeluruhan. Analisis struktural tak cukup dilakukan hanya sekedar mendata unsur tertentu sebuah karya fiksi, misalnya peristiwa, plot, tokoh, latar atau yang lain-lain. Analisis struktural dapat berupa kajian yang menyangkut relasi unsur-unsur dalam mikroteks, suatu keseluruhan dan relasi intertekstual Hartoko dan Rahmanto, 1986 136. Adapun unsur-unsur yang membangun puisi tersebut adalah sebagai berikut. 1. Tema Terna adalah makna yang dikandung dan ditawarkan oleh cerita novel, maka masalahnya adalah makna khusus yang mana yang dapat dinyatakan sebagai tema itu, atau jika berbagai makna itu dianggap sebagai bagian-bagian tema, sub-tema, atau tema-tema tambahan 2. Rima Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan rima adalah pengulangan bunyi yang berselang, baik di dalam link sajak maupun pada akhir lank sajak yang berdekatan 3. Diksi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan diksi yaitu pemilihan kata yang bermakna tepat dan selaras cocok penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan dengan pokok pembicaraan, peristiwa, dan khalayak pembaca atau pendengar Poerwadarminta, 1990 205. 4. Pencitraan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan pencitraan yaitu kesan mental atau bayangan visual yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frase atau kalimat dan merupakan unsur dasar yang khas dalam karya prosa dan puisi Poerwadarminta, 1990 169. 5. Tipognafi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan tipografi yaitu watak pembagian manusia dalam golongan-golongan menunut corak watak masing-masing Poenwadarminta, 1990 952. 6. GayaBahasa Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan gaya bahasa yaltu cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan balk dalam bentuk lisan maupun tulisan Pocrwadarminta, 1990 258. 7. Pesan Moral Pesan moral merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca, merupakan makna yang terkandung dalam sebuah karya, makna yang disarankan lewat cerita. Yang dimaksud dengan unsur instrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra. Puisi sebagai salah satu sebuah karya seni sastra yang dapat dikaj i dan bermacam-macam aspeknya. Puisi dapat dikaji struktur dan unsur-unsurnya, mengingat bahwa puisi itu adalah struktur yang tersusun dan bermacam-macam unsur dan sarana-sarana kepuitisan. Dapat pula puisi dikaji jenis-jenis atau ragamnya, mengingat bahwa ada beragam-ragam puisi. Begitu pula, puisi dapat dikaji dan sudut kesejarahannya, mengingat bahwa sepanjang sejarahnya, dan waktu ke waktu puisi selalu ditulis cjan dibaca orang dan sepanjang zaman selalu dibaca orang Pradopo, 2009 3. Religiusitas dalam Karya Sastra Religiusitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pengabdian terhadap agama, kesalehan Pusat Bahasa, 2003 944. Menurut The World Book Dictionary kata religiosity berarti religius feeling or sentiment atau perasaan keagamaan dalam Amosuwito, 1989 123. Lebih lanjut Atmosuwito 1989 124 men gatakan bahwa yang dimaksud dengan perasaan keagamaan adalah segala perasaan batin yang ada hubungannya dengan Tuhan. Perasaan dosa guilt feeling, perasaan takut fear to god, kebesaran Tuhan god’s glory adalah beberapa contoh untuk menyebutkan sedikit saja”. Menurut Mangunwijaya 1982 11-12 “Religiusitas lebih melihat aspek di dalam lubuk hati, riak getaran hati nurani pribadi, sikap personal yang sedikit banyak misteri bagi orang lain, karena menafaskan intimitas jiwa “du Coeur” dalam arti paskal, yakni cita rasa yang menyangkut totalitas termasuk rasio dan rasa manusiawi ke dalam si pribadi manusia. Moedjatno dan Sunardi dalam Ratnawati, dkk, 2002 2. Mendefinisikan bahwa relegiusitas adalah 1 Suatu yang melintasi agama 2 Melintasi rasionalisasi 3 Menciptakan keterbukaan antar manusia 4 Tidak identik dengan fasifisme Religiusitas berkaitan dengan kebebasan orang untuk menjaga kualitas keberagamannya jika dilihat dan dimensi yang paling dalam dan personal yang acap kali berada di luar kategori-kategori ajaran agama. Lebih detail Mangunwijaya 1982 15 menegaskan bahwa “Pada dasarnya religiusitas mengatasi atau lebih dalam dan agama yang tampak formal, resmi. Dengan demikian religiusitas hanya berhubungan dengan ketaatan ritual atau hukum agama, tetapi pada yang Iebih dalam, lebih mendasar dalam pribadi manusia, rohnya”. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa religiusitas adalah suatu perasaan keagamaan yang terdapat dalam lubuk hati manusia yang ada hubungannya dengan Tuhan, rasio dan rasa manusiawi yang dirasakan oleh manusia secara mendalam. Biografi Pengarang Chairil Anwar lahir di Medan 26 Juli 1922. Ayahnya bernama Toeloes berasal dan Payakumbuh Taeh, Kabupaten Limo Puluah Koto, Sumatra Barat dan ibunya benama Saleha yang berasal dan kota Gadang, Sumatra Banat yang masih mempunyai hubungan keluarga dengan ayah Sutan Sjahrir, Perdana Menteri Pertama Indonesia. Chairil Anwar bersekolah Belanda HIS Hollands Inlandsche Scholl di Medan, kemudian rnelanjutkan sekolahnya ke MULO Meer Uietgebred Lager Onderwijs, setingkat SMP. Ia tidak rnenarnatkan sekolah itu karena pindah ke Jakarta mengikuti ibunya yang bercerai dengan ayahnya. Chairil rnenguasai tiga bahasa asing, yaitu Belanda, lnggris dan Jerman secara aktif. Pengusaannya atas ketiga bahasa asing itulah yang rnengantarkan Chairil pada karya-karya sastra dunia. Oleh sebab itu pengarang-pengarang seperti Andre Gide, John Steinbeck, Rainer Marie Riike, Ernest Herningway, Edgar du Peron sangat akrab dengan Chair. Bahkan, karena itu Chairil ikut disudutkan sebagai plagiator. Chairil rnenikah dengan Hapsah Wiradireja, Wanita Cicurung, Sukaburni yang lahir tanggal II Mei 1922. Ia rnerniliki seorang putri bemarna Evawani Alissa, alurnnus Fakultas Hukum Universitas Indonesia, lahir 17 Juni 1947. Chairil Anwar rneninggal pada usia 26 tahun 9 bulan, pada tangga! 28 April 1949. Warisan karyanya 70 puisi ash, 4 puisi saduran, 10 puisi terjernahan, 6 prosa ash dan 4 prosa terjemahan. BAB III METODE PENELITIAN Data dan Sumber Data a. Data Data yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah tentang konsep religiusitas yang terdapat dalam kumpulan sajak Deru Campur Debu. b. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini diambil dari buku kurnpulan sajak Chairil Anwar yang berjudul Deru Campur Debu yang diterbitkan oleh Dian Rakyat pada tahun 2000. Buku tersebut berisi 27 sajak karya Chairil Anwar. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah a. Metode Kepustakaan Metode kepustakaan adalah metode yang digunakan untuk menemukan masalah yang diteliti dengan memanfaatkan pustaka. Dalam hal ini masalah yang akan diteliti adalah tentang konsep religiusitas yang terkandung dalam kumpulan sajak Deru Campur Debu karya Chairil Anwar. Hal yang sangat mendasari peneliti mengambil kumpulan sajak ini adalah karena kumpulan sajak Deru Campur Debu karya Chairil Anwar ini sarat dengan konsep-konsep religiusitas yang terkait dengan dilema kehidupan manusia di dunia. b. Metode Dokumentasi Dokumentasi adalah sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan Poerwadarminta, 1984 256. Sedangkan ahli lain mengatakan metode dokumentasi adalah suatu cara memperoleh data dengan jalan mengumpulkan segala macam dokumen serta mengadakan pencatatan sistematis Netra, 1985 77. Dokumen yang dipakai seperti nilai raport siswa yang berkaitan dengan nilai pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Dari kedua pendapat tersebut, maka yang dimaksud dengan metode dokumentasi adalah cara mengumpulkan data mengenai suatu subjek dan objek penelitian melalui segala macam dokumen seperti catatan, agenda, aporaatadokumen lain yang berhubungan dengan penelitian. c. Metode Telaah Dalam Kamus Besar Bahsa Indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan telaah adalah penyelidikan, pemeniksaan penelitian, mempelajani Poerwadarminta, 1987 917. Sedangkan yang dimaksud dengan isi adalah sesuatu yang ada yang termuat, terkandung Poerwadarminta, 1987 339. Jadi dapat disimpulkan yang dimaksud dengan telaah isi dalam penelitian mi adalah pemeriksaan, penyelidikan sesuatu yang termuat atau terkandung dalam kumpulan puisi “Deru Campur Debu” karya Chairil Anwar. Metode Analisis Data Analisis data adalah, “proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh melalui metode pengumpulan data, sehingga dapat dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain” Yudin, 200781. Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah metode deskriptif kualitatif dan metode deskriptif kuantitatif. ” metode deskriptif kualitatif yaitu metode yang digunakan untuk memaparkan mendeskripsi informasi tertentu, suatu gejala, peristiwa, kejadian sebagaimana adanya. Pada penelitian diskriptif tidak diadakan perlakukan terhadap variabel-variabel yang akan didiskripsikan dan tidak menggunakan angkaÂ-angka” Anggoro, dkk, 200765. Dalam menganalisis data, maka ada beberapa prosedur yang akan digunakan diantaranya. 1. Identifikasi Data Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam tahap identifikasi data adalah sebagai berikut a. memasukkan data yang penting dan benar-benar dibutuhkan b. hanya memasukkan data yang bersifat objektif c. hanya memasukkan data yang outentik 2. Klasifikasi Data a. Pengklasifikasian data yaitu penggolongan aneka ragam data itu ke dalam kategori-kategori yang jumlahnya terbatas. b. Koding yaitu usaha mengklasifikasikan uraian data dengan jalan menandai masing-masing kode tertentu. 3. Interpretasi Data Dalam interpretasi data merupakan acuan penarikan kesimpulan, penulis menggunakan metode deduksi. Metode deduksi adalah suatu pola pemikiran untuk mengambil kesimpulan dimulai dari hal-hal yang sifatnya umum untuk mengajak kepada hal-hal yang khusus. Metode ini digunakan untuk menganalisa menentukan data tentang religiusitas yang terdapat dalam kumpulan sajak karya Chairil Anwar yang benjudul Deru Campur Debu
The purpose of this study was to describe 1 the diction, 2 prosody, and 3 the use of stylistic collection of poems "Mixed roar of Dust" by Chairil this using qualitative methods that are this study were 1 structure, diction, figure of speech, prosody, stylistics and 2 the meaning or message contained in the poetry of Chairil Anwar. This research data is lines and verses that contain 1 the structure, diction, figure of speech, prosody, and style, as well as 2 the meaning and the message or thought that would be submitted by the poet. Data collection techniques are engineering documentation. Techniques and procedures analysis using three grooves data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results showed that one characteristic of poetry Chairil Anwar is the powers that be in the choice of words. Every word he created capable of causing a strong imagination, and evoke a different impression, able to liven up the atmosphere, with vivid, so it emits a deep compassion for peniklmatnya. In addition, the strength in diction, characteristic lies in the poetry and literary. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Analisis Stilistika Kumpulan Puisi “Deru Campur Debu” SuskandiatiANALISIS STILISTIKA KUMPULAN PUISI”DERU CAMPUR DEBU” KARYA CHARIL ANWARSuskandiatiAlumni PascasarjanaUnisda LamonganAbstrak Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan 1 diksi, 2 persajakan, dan3 penggunaan gaya bahasa kumpulan puisi ”Deru Campur Debu” karya ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat ini adalah 1struktur, diksi, majas, persajakan, gaya bahasa dan 2 maknaatau pesan yang terkandung dalam puisi-puisi Chairil Anwar. Data penelitian iniadalah baris-baris dan bait-bait yang berisi 1 struktur, diksi, majas, persajakan, dangaya bahasa, serta 2makna dan pesan atau pikiran yang hendak disampaikan olehsang penyair. Teknik pengumpulan data ini adalah teknik dokumentasi. Teknik danprosedur analisis menggunakan tiga alur reduksi data, penyajian data, dan penarikansimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Satu ciri khas puisi Chairil Anwaradalah kekuatan yang ada pada pilihan kata-katanya. Setiap kata-kata yangdiciptakannya mampu menimbulkan imajinasi yang kuat, dan membangkitkan kesanyang berbeda-beda, mampu menghidupkan suasana, dengan gambaran yang hidup,sehingga memancarkan rasa haru yang dalam bagi peniklmatnya. Selain itu,kekuatannya pada diksi, ciri khas terletak pada persajakan dan gaya kunci diksi, persajakan, gaya The purpose of this study was to describe 1 the diction, 2 prosody, and 3the use of stylistic collection of poems "Mixed roar of Dust" by Chairil using qualitative methods that are this study were 1structure, diction, figure of speech, prosody, stylistics and 2 the meaning or messagecontained in the poetry of Chairil Anwar. This research data is lines and verses thatcontain 1 the structure, diction, figure of speech, prosody, and style, as well as 2 themeaning and the message or thought that would be submitted by the poet. Datacollection techniques are engineering documentation. Techniques and proceduresanalysis using three grooves data reduction, data presentation, and drawingconclusions. The results showed that one characteristic of poetry Chairil Anwar is thepowers that be in the choice of words. Every word he created capable of causing astrong imagination, and evoke a different impression, able to liven up the atmosphere,with vivid, so it emits a deep compassion for peniklmatnya. In addition, the strength indiction, characteristic lies in the poetry and diction, prosody, stylistics EDU-KATA, No. 2, Agustus 2017PENDAHULUANAda tiga bentuk karya sastra, yaituprosa, puisi, dan drama. Puisi adalahkarya sastra tertulis yang paling awalditulis oleh manusia. Puisi adalah karyasastra yang dipadatkan, dipersingkat dandiberi irama dengan bunyi yang padu danpemilihan kata –kata kias / imajinatifWaluyo, 2005 1. Puisi sebagai salahsatu jenis sastra merupakan pernyataansastra paling inti. Segala unsur senikesastrraan mengental dalam puisi. Olehkarena itu, dari dulu hingga sekarangmerupakan pernyataan seni paling baku..Puisi itu selain memberikan kenikmatanseni, juga memperkaya kehidupan batin. ,menghaluskan budi, bahkan sering jugamembangkitkan hidup yang menyala, danmempertinggi rasa ketuhanan dankeimanan. Pradopo, 2005v –vi.Puisi sebagai salah sebuah karyaseni sastra dapat dikaji dari bermacam-macam aspeknya. Puisi dapat dikajiunsur-unsurnya, mengingat bahwa ituadalah struktur yang tersusun daribermacam-macam unsur dan sarana-sarana kepuitisan. Dapat pula puisi dikajijenis-jenis atau ragam-ragamnya,mengingat bahwa banyak definisi danmakna puisi yang muncul dalamkhasanah dan dunia sastra. Pradopo2005 menyatakan bahwa puisimerupakan struktur yang kompleks, makauntuk memahaminya perlu di analisissehingga dapat diketahui bagian –bagianserta jalinannya secara nyata. Karyasastra itu tak hanya hanya merupakansatu sistem norma, melainkan terdiri daribeberapa strata atau lapis norma, yaitulapis nada atau suara dan lapis puisi, kata-kata , frasa, dankalimat , kalimat mengandung maknakonotatif Prosese mencari maknadalam puisi merupakan prosespergulatan terus menerus dan tersusun-susun. Dalam analisis bahasa puisi dikemukaan pendapat Jacobson, fungsipuitika dan prinsip fungsi-fungsi bahasa yangterpenting adalah fungsi puitika yangterkandung didalamnya pesanpengarang secara keseluruhan. Dalamkarya sastra, khususnya puisi pesanyang dominan memicu pengaranguntuk melakukan memilihan terhadapkata-kata yang paling tepat untukmewakili pesan-pesan tersebut. Pradopo2005 285 menyatakan bahwa bahasapuisi bersfat banyak tafsir yangdisebabkan oleh penggunaan metaforadan ambiguitas. Metafora pun bersifatambigu dan taksa. Hal ini disebabkankarena sifat puisi yang penyair mempunyai carauntuk menciptakan efek puitis, yaituefek yang membangkitkan perasaan,menarik perhatian, menimbulkantanggapan jelas dan dalam bentuk efek visual tipografi, susunan bait, persajakan,asonansi dan sebagainya maupun unsur-unsur ketatabahasaan termasuk gayabahasa. Tujuan utama gaya bahasaadalah menghadirkan aspek ini terjadi baik dalam kaitannyadengan penggunaan bahasa sebagaisistem model pertama, dalam ruanglingkup linguistik, maupun sebagaisistem model kedua, dalam ruanglingkup kreativitas sastra Wellek danWarren, dalam Ratna, 2005 67.Stilistika dalam puisi untukmemperkaya cara berpikir, carapemahaman, dan caraperolehan terhadapsubtansi kultural pada umumnya, tetapisebagai penekaan dan penjelasan, yangsecara keseluruhan disebut aspekekspresif. Makna yang dihasilkan punmungkin berbeda , bahkan bertentangandibandingkan dengan kata-katatertuli.Wellek dan Warren, dalamRatna, 2005151 Analisis Stilistika Kumpulan Puisi “Deru Campur Debu” SuskandiatiAnalisis intrinsik saja kurangmemadai untukn mencpai interpretasiatau pemahaman karya sastra khususnyapuisi. Dibutuhkan analisis ekstrinsikuntuk mengetahui aspek- aspek yang adadiluarnya, misalnya kapan ditulis, aliranyang mempengaruhinya, ideologipenulisnya, dan sebagainya. Dalam sastrahermeneutika jelas berhubungan menunjukkan ciri subjektivitasnya,sastra menggunakan gaya bahasa. Padakarya puisi-puisi Chairil Anwardidapatkan penggunaan gaya bahasa yangdominan dan membangkitkan semangatmaupun semata-mata inginmengungkapkan aspek keindahanbahasanya. Hal ini tercermin dengan kuatmisal nya dalam salah satu judulpuisinya, ”Aku”. Popularitas Chairilmembawanya kepuncak urutan penyairbesar indonesia....sehingga dalam usianyayang sangat muda, Chairil menjadiinspirasi, mitos bagi kreativitas sastraselanjutnya. Hal inilah yangmenyebabkan penulis tesis tertarik untukmembahasnya. Belum ada karya sastrayang diresepsi demikian intens selainhasil karya Chairil. Cara pengungkapansecara keseluruhan, kekhasannya dalampemilihan kata-kata dianggap sebagai ciriutama keberhasilan penelitian dapatdikemukakan sebagai berikut 1mendeskripsikan diksi 2mendeskripsikan persajakan dan 3mendeskripsikan penggunaan gayabahasa kumpulan puisi ”Deru CampurDebu” karya Chairil Anwar. Gaya yangdipilih seorang pengarang, biasanyaberbeda dengan pengarang-pengarangyang lain. Terkait dengan pemikirandemikian, maka Thoma dalam WilfriedNoth mengumgkapkan denga tegasbahwa ”style is man”. Gaya adalahmanusia. L. Spitzer mamandang stylesebagai suatu ungkapa yang khas analisis yang rinci terhadap motifdan pilihan kata terhadap sebuah karyasastra, maka dapat dilacak pula visi batinseorang pengarang dalammengungkapkannya. Dalam kaitan antarastyle dan pengarang inilah yangmelahirkann perbedaan style baik yangbersifat objektif maupun subjektifsebagaimana yang iungkapkan ReneWellek dan Austin Warren mempertimbangkandefinisi gaya bahasa sebagai pemakaiangaya bahasa di satu pihak, stilistikasebagai ilmu pengetahuan mengenai gayabahasa dipihak lain, maka sumberpenelitiannya adalah semua jeniskomunikasi yang menggunakan bahasa,baik lisan maupun tulisan. Jadi meliputibaik karya sastra dan karya seni padaumumnya, maupun bahasa penggunaan bahasa khasdalam karya sastra diakibatkan olehbeberapa hal, sebagai berikut 1 karyasastra mementingkan unsur keindahan,2 dalam menyampaikan pesan karyasastra menggunakan cara tak langsungseperti refleksi, proyeksi, manfestasi danrepresentasi dan 3 karya sastra adalahcurahan emosi, bukan PENELITIANPenelitian ini menggunakan metodekualitatif yang bersifat ini adalah 1struktur, diksi,majas, persajakan, gaya bahasa dan 2makna atau pesan yang terkandung dalampuisi-puisi Chairil Anwar. Data penelitianini adalah baris-baris dan bait-bait yangberisi 1 struktur, diksi, majas,persajakan, dan gaya bahasa, serta2makna dan pesan atau pikiran yanghendak disampaikan oleh sang pengumpulan data iniadalah teknik dokumentasi. Teknikdukumentasi adalah pemgumpulan datayang memanfaatkan sumber mendapatkan data, penelitimelakukan pembacaan secara intens dan EDU-KATA, No. 2, Agustus 2017berulang-ulang serta melakukanpencatatan dan pencuplikan terhadapobjek penelitian yang berupa dokumen,sebagai sumber data primerNasution,199652.Peneliti harus berusaha agarinstrumen yang digunakan dalampengambilan data adalah instrumen yangvalid dan meyakinkan. Bagian inimemfokuskan jenis instrumen danpenggunaannya dalam dalampengambilan data. Dalam penelitian inipeneliti berperan sebagai insrumenpengumpulan dan analisis instrumen yang dipakai yaituinstrumen non tes yang dengandokumen-dokumen. Pada teknik ini,peneliti memperoleh informasi data dariberbagai sumber tertulis atau dokumenbaik dokumen primer maupun dan prosedur analisis datamerupakan bagian penting dalam metodepenelitian. Menurut Faisal dalam Bungin2007 69 dalam analisis data hendaknyamenganalisis analisis interaktif. Artinya,reduksi data, paparan data, danpenarikan kesimpulan atau verifikasimerupakan satu kesatuan yang berprosestimbal balik. Senada dengan pemikiranFaisal, Miles dan Huberman menyatakanbahwa dalam sebuah analisis datakualitatif terdapat tiga alur kegiatan yangdilakukan secara bersamaan. Tiga alurtersebut adalah reduksi data, penyajiandata, dan penarikan kesimpulan 200716. Langkah pertama mereduksi data,yaitu suatu proses menyeleksi data yangtelah teridentifikasi agar mendapat datayang akurat. Peneliti mencermatidatayang telah terkumpul pada langkah inipeneliti sudah melakukan analisis tahapawal guna mendapatkan makna secaragaris besar dari data yang kedua penyajian ataupemaparan data mengorganisasi danmenyusun data yang telah teridentifikasidan terreduksi, singga data menjadisebuah informasi yang sistematis danmakna. Dalam penyajian data, penelitimenyusun metode, mengelompokkandata dalam sebuah matrik agar mudahmembaca dan Ketiga verifikasi ataupenarikan simpulan. Langkah inimerupakan langkah kelanjutaninterprestasi data secara cermat denganpola induktif dan deduktif yang telahdiawali pada tahap reduksi dan penyajidata. Verifikasi atau penarikan simpolanmerupakan langkah kerja yang mengarahpada penemuan makna akhir yangberkaitan dengan fokus penelitian yangtelah dirumuskan. Dalam tahap ini sudahmenunjukkan analisis stilistikakumpulan puisi ” Deru Campur Debu”karya Chairil Anwar merupakan seorangtokoh populer, sastrawan dan penyairterkenal indonesia hingga saat macam karyanya sangatmewarnai khasanah kesusasteraanindonesia dan mengilhami lahirnyasastrawan besar di indonesia generasiberikutnya. Kmpulan puisi sepertibertema perjuangan, politik serta cintatelah dihasilkannya, hingga ia dinobatkanoleh H. B. Jassin sebagai peloporangkatan’45 dan puisi modern Anwar merupakan anak tunggal,lahir di Medan, Sumatera Utrara, 26 juli1922. Ayahnya bernama Toeloes, mantanbupati Indragiri, Sumatera Barat. ChairilAnwar masuk sekolah Hollandsch-Inlandsche School HIS, sekolah dasaruntuk orang-orang pribumi masapenjajahan Belanda. Dia kemudianmeneruskan pendidikannya di MeerUitgebreid Lager Onderwijs MULO,sekolah menengah pertama HindiaBelanda, tetapi di keluar sebelum lulus. Analisis Stilistika Kumpulan Puisi “Deru Campur Debu” SuskandiatiDia mulai menullis sebagai seorangremaja tetapi tak satupun puisi usia sembilan sbelas trahun,setelah perceraian orang tuanya, ChairilAnwar pindah dengan ibunya ke Jakartadimana dia berkenalan dengan duniasastra. Meskipun pendidikannya takselesai, Chairil Anwar menguasai bahasaInggris, bahasa Belanda, dan bahasaJerman, dan dia mengisi jam-jamnyadengan membaca karya-karya pengaranginternasional ternama seperti Riner .Auden, Archibald MacLeish,H. Marsman, J. Slaurhoff, Edgar DuPerron. Penulis penulis ini sangatmempengaruhi tulisannya dan secaratidak langsung mempengaruhi tatanankesusasteraan puisi ”Deru CampurDebu” terdiri dari 27 puisi 1 Aku, 2Selamat Tinggal, 3 Do’a, 4 KepadaPeminta-minta, 5 Sajak Putih, 6 SebuahKamar, 7 Catetan Th. 1946, 8 CeritaBuat Dien Tamaela, 9 Tuti Artic, 10Senja di Pelabuhan Kecil, 11 CintakuJauh Di Pulau, 12 Kawanku dan Aku,13 Kepada Kawan, 14 Hampa, 15Orang Berdua, 16 Sia-sia, 17 Isa, 18Kesabaran, 19 Nocturno, 20 KepadaPelukis Affandi, 21 Buat Album DS, 22Penerimaan, 23 Surga, 24 KepadaPenyair Bohang, 25 Lagu Siul , 26Malam di Pegunungan, 27 Kabar sampai waktuku’Ku mau tak seorang ’kan merayuTidak juga kauTak perlu sedu sedan ituAku ini binatang jalangDari kumpulannya terbuangBiar peluru menembus kulitkuAku tetap meradang menerjangLuka dan bisa kubawa berlariBerlariHingga hilang pedih periDan aku akan lebih tidak perduliAku mau hidup seribu tahun lagiDeru Campur Debu, 1959 7Dalam sajak ini intensitaspernyataan dinyatakan dengan saranaretorika yang berupa hiperbola,dikombinasi dengan ulangan tautalogiserta diperkuat ulangan bunyi vokal a danu ulangan bunyi lain serta persajakanpersajakan akhir. Gaya tersebut disertaidengan ulangan bunyi i-i yang lebihmenambah intensitas Luka dan bisa kubawa berlariBerlariHingga hilang pedih peri........perduli........lagiDengan hiperbola tersebut penonjolanpribadi nampak semakin nyataSELAMAT TINGGALAku berkacaIni muka penuh lukaSiapa punya?Kudengar seru menderu-dalam hatiku? –Apa hanya angin lalu?Lagu lain pulaMenggelepar tengah malam butaAh.......!!Segala menebal, segala mengentalSegala tak kukenal.......!!Selamat tinggal..........!!Deru Campur Debu, 19599Satu-satunya padnan kata sampai’adalah tiba’. Padanan kata waktu’adalah saat’, hari’, jam’, masa’.Padanan kata yang paling dekat adalahsaat’ tetapi tidak bersajak dengan u’.Kesakilan karena tidak diakui olehkelompok lain dijadikan dia untuklebih keras memberontak terhadap EDU-KATA, No. 2, Agustus 2017nasib. Dia tidak memperdulikan padsorang lain. la beijuang dengankeyakinnannya sendiri. Justru karenakekuatan pemikirannyan itu is karya sastra tidak bersifatmutlak, tidak hams sama, baik dalamkaitannya dengan pengarang maupunpembaca..Puisi 'Aku' ini dianggapmengetengahkan terra peijuanganbangsa, khususnya cita - citakemerdekaan menjelang tahun 'aku'tidak hanya ditafsirkansebagai mewakili subyek tunggal dalamkaitannya dengan hubungan antaara laid-laki dan perempuan saja. Oleh karenaitulah, kata ganti pertama 'aku' dalamhubungan ini bukan menunjuk subyektunggal melainkan jamak, yaitu bangsaIndonesia itu sampai waktuku, dapatdiartikan bahwa nanti bila sudah sampaisaatnya, tercapainya kemerdekaan yangsusah lama dicita-citakan, maka tidakada pihak lain yang dapat campur tangandi dalamnya, balk para penjajah yangsudah berkuasa secara langsung , sepertiBelanda, lnggris, dan Jepang, maupunkolonialis lain yang ingin menguasaidalam bentuk lain seperti dominasiekonomi dan empat baris pertama didominasi oleh bunyi 'u' dan 'au', denganciri-ciri maut dan kematian, dalam duabans berikutnya yang dominan adalahbunyi 'ang' binatang, jalang, danberjuang, disusul dengan dua bansbenkut dengan bunyi kombinasi 'u' dan'ang' itu yang terkandung dalambans kel-5 dan ke-6 ini jelas sangatkhas, berani dan diri sebagai binatangbalk dalam kaitannya dengan prosesevolusi Charles Darwin, maupun sifat-sifatnya yang lahir kemudian, sebagaianimal symbolicwn menurut versiErnst Cassirer belum pernah dilakukansebeltmrnya. Metafora manusia sebagaibinatang dipertegas dengan gayahiperbola jalang' dan jugs 'terbuang',seperti seekor binatang di hutanbelantara. Kata 'dari' menunjuk asal-usul sehingga dapat diketahui darimaim subyek dilahirkan. Padagilirannya sifat-sifat inilah yangmenimbulkan individualisme. Pilihankata, balk secara semantis, maupunsebagai superordinat dan hiponim,antara kata 'binatang' dan 'jalang',maupun secara puitis sepertiequivalensi sebagaimana dikemukakanoleh Jacobson jelas merupakanketerampilan khusus yang tidak dimilikioleh setiap penulis. Chairil memilih'jalang', bukan 'garang', 'buas','liar', danseterusnya sebab semata-mata katajalang' yang dapat mewakili We si aku sudah lukadan kena 'bisa'. Bisa dapat berarti racunyang pea umumnya berasal daribinatang berbisa, seperti ular,kalajengkling, tetapi dapat jugs berartipenyakit lain sebagai akibet lukatesebut. Melalui gaya repetisi 'berlari' siaku masih berjuang terus tanpa berhentidan justru dengan berlari kemudian rasasakit menjadi berkurang bahkan hilangsama sekali. Persamaan bunyi dalam//Hingga hilang pedih peri //ditunjukkan melalui bunyi 'hing' dan 'hi''pe' dan 'pe'. Aku akhirnya justru 'lebihtidak peduli'.Bahkan si aku 'mau hidupseribu tahun lagi'. Seribu tahun jelasbukan dalam pengertiansesungguhnya,melainkan sebagai per unpamaan,hiperbola Ratna, 2006 360362.Dalam sajak ini intensitaspemyataan dinyatakan dengan saranretorika yang bempa hiperbola,dikombinasi dengan ulangantautalogi serta diperkuat ulanganbunyi vokal a dan u ulangan bunyi lain Analisis Stilistika Kumpulan Puisi “Deru Campur Debu” Suskandiatiserta persajakan persajakan akhir. Gayatersebut disertai dengan ulangan bunyi i-i yang lebih menambah intensitas Sajak "Aku" ini menimbulkanbanyak tafsir, bersifat ambigu, hal inidisebabkan okh ketaklangsungan ucapandengan care itu untuk menarikperhatian, untuk menimbulkan pemikiran,dan untuk memproyeksikan prinsipequivalensi dart proses pemilihan keproses kombinasi. Disini dipergunakanpenyimpangan arti distorting 'kalausampai waktuku' berarti 'sampai akumati'; 'tak perlu sedu sedan itu' dapatberarti 'tak ada gunannya kesedihan itu'.'Tidak juga kau' dapat berarti 'Tidak jugaengkau, anakku, istriku atau kekasihku'.Ambiguitas ant ini memperkaya arti ini juga disebabkan olehpergantian srti displacing, yaitu dalamsajak ini banyak dipergunakan bahasakiasan, disini menggunakan metafrra balkmetafora penuh atau implisit Metaforapenuh seperti 'Aku ini biunatang jalang'yang berarti si aku itu seperti binatangjalang yang betas lepas tidak terikatolehuntuk mendapatkan llama yang merdu,liris, menjadikan padal. Bila diucapkaseam biasa, berdasarkan kaidahtatabahasa, maka kepuitisannya danekspresivitasnya menjadi hilang. Sajakini hanya mengemukakan imimasalahnya. Dengan demikian, hubunganantar kalaimatnya bersifat implisit, tidakdinyatakan secara kata-kata dalamsajak ini adalah kata-kata adakata-kata yang, secara permukaan atausecara umum mengandung kiasan atausimbol. Hanya saja, seperti yangdikemukakan oleh Preminger dalamPradopo 2005 176, yaitu konvensiekstrapolasi simbolik mencari maknasimbolik dan konvensi makna, yaitu linkyang kosong scbagai sesuatu yang mulia,maka katakata tersebut mempunyaikemampuan untuk ditafsirkan sebagaikata-kata kiasan yang luas berarti melihat mukasendiri, dapat berarti lebih leas, yaitumelihat keadaan diri sendiri, masalah-masalah sendiri, kekuranganc atau penuh luka berarti keadaandin yang pcnuh kekurangan, kejelekan,kesalahan, bahkan seru menderu terjadiBlips, menghilangkan 'suara' menderudemi kepadatan untuk mendapatkanekspresivitas. 'Seru menderu' sudahmenyarankan suara, yang men pakancitra pendengaran yang memberi efekmengenkan, menakutkan, yaitu suaradalam bahasa merafora. Anginlalu’. lap lain’, tengah malambuts’merupakan kiasan metafora semua kata diatas merupakanmetafora implisit, dimana sang penyairmenggunakan imagery atau citraansehingga semuanya menjadi konkretdihadapan pembaca. Apa yang di dalamfkiran ndiwujudkan dalam citrapendengaran kudengar sera menderu.Hal yang sepele diberi citra perabean,tactile image angin lalu. Persoalandiberi citra pendengaran lagu lain dandiberi cita visual menggelepar tengahmalam. Jugs ada pembeian citra thermaldan visual segala menebal, segalamengental,...segala tak kukenal ...selamat tinggal Pradopo, 2005 176-178. Sajak ini merupakan melihat dirinya sendiri mukanya penuh luka,yaitu cacatcacat, keburukan-keburukan,atau kekurangan-kekurangan kebanyakan cacat itu yangsemula tidak disadari, tidak terlihat,setelah berkaca si aku sendiri terkejutdan menanyakan kepada dirinya mukasiapakah itu, benarkah mukanya sendiri EDU-KATA, No. 2, Agustus 2017yang penub cacat itu, benarkah mukanyapenuh cacat dan kejelekan suara yang menderu, suaragemuruh dalam dinnya, gemuruhpemikiran, angan-angan, cita-cita,harapan, dan sebagainya. Persoalan itupersoalannya sendirikah?, benarkah itusuara hatinya?. Dalam kegelapanhatinya yang penuh persoalan itu,terdengar pula persolan lain yangmendesak. Segala persoalan itubertumpuk menjadi konkret dan semuanya tak dikenal si aku,dalam pengertian si aku tak dapatmemecahkan persoalan danpermasalahan ituJuga 'penuh-seluruh', merupakanpilihan kata untuk agar lebih tampakekspresivitas penyair dalam panas suci berarti cahayaTuhan yang memancar yangpenuhkesucian menerangi hati manusiayang dalam lilin berarti tinggalsedikit, tinggal sedikit atau kecilmenerangiditampat yang dr negeri usingberarti kebingungan tak tahu arah, takada kawan sendirian, sebatang kara, taktahu apa yang harus berarti keharibaan,hadapan Tuhan 2. Analisis PersajakanBunyi sajak akhir 'u' yangberturut-turut Tuhanku - termangunamaMu sangat memperkuat efekketermanguam 'Biar susah sungguh'bersama dengan 'mengingat kau penuhseluruh', menjadi kesatuan irama yangkuat dan hris, make menjadi 'bentuk-remuk', akhiran 'k'berbunyi parau, serak, tidak merdu,dikombinaci asonansi 'u', Iebih nyatamenandaskan gambaran perasaan tidakenak, pahit, kacau, dan kebingungan'bentuk'-'remuk' 3. Analisis GayabahasaMetafora-metafora yang penuhambiguitas 'Kau penuh seluruh,cayaMu panes suci, tinggal kerdip lilindikelam sunyi, aku hilang bentuk-remuk, mengembara dinegeri acing, dipintuMu aku mengetuk, aku tidak bisaberpaling'.Doa ini dibuka dengan keragu-raguan, ketermanguan, antara percayadan tidak untuk menghadap sang penyair akhimya berdoajuga untuk Analisis Gaya BahasaHiperbola, yaitu padabaris Tapi jangantentang lagi aku / namti darahku jadibeku, Sudan terracar semua dimuka /Nanah meleleh dari muka, Bersuara tiapkau melangkah / Mengerang tiap akumemandang. Enumerasi/penjumlahan,yaitu penjumlahan rasa sakit, terutamatampak pada bait ketiga dan penyair merasa dikejar olehrasa dosa karena ada seorang "peminta-mints„ yang selalu memandangnya,yang selalu menatapnya. Sang penyairsadar akan dosanya kepada Dia. Sebabitu is merasa sangaat tersiksa, bahkandarahnya rasanya menjadi beku bilaselalu ditatap oleh si sang penyair meminta janganditentang lagi olehnya, supaya is tidakmati ketakutan. Sang penyair merasakanrasa dosanya itu begitu sang penyair minta kepadapeminta-minta itu jangan berceritatentang dosa-dosa manusia sangpenyair. Rasanya dosa sang penyair itusudah tercennin dalam muka si peminta-minta itu yang seperti kena cacar danbemanah, selalu meleleh, dan selaludiusap oleh si peminta-minta sambilbcrjalan. Seolah olah si peminta-mintaselalu mengingatkan rasa doss sangpenyair dimana pun dia berada. Rasadosa itu begitu hebatnya sehinggamengganggunya sampai ke mimpi sangpenyair. Tapi sang penyair berjanji akanselalu mengingat Tuhan, menyembah Analisis Stilistika Kumpulan Puisi “Deru Campur Debu” Suskandiaticlan menyerahkan segala dosanyakepada Tuhan dan menyerahkan dirinyaPradopo, 2005185.Sesuai dengan judulnya puisi inibanyak menggunakan kata pads baris ke-4 Darahku jadibeku. Hal ini merupakan maknakonotasiadalah cerita sescorang yangmelarat, dart sikap yang seharusnyadimiliki oleh sang penyair terhadapnya,serfs bagaimana pandangannya padasang pemintamints Perasaan yang ingindikemukakan oleh san gpenyair da;lampuisi ini adalah rasa bend, jengkel, tidaksimpati, kepada peminta mints Sangpenyair mengecam sikap yang terlalumullah menyerah pads keadaan hidup,kemelaratannya. Puisi ini jugamenyindir tingkah sipeminta-minta yangterlalu melebih-lebihkan masapenderitaannya.httpi/ 'peminta-minta' dapat berartikiasan, yaitu orang yang merninta sangpenyair untuk ingat pads Tuhan, untukmenyembah Tuhan Dia sebab manusiaitu ciptaan clan hamba Tuhan. Seruanpeminta-minta tersebut diterima olehsang penyaur sehingga sang penyairakan menghadap Dia clan menyerahkansegala dosanya Ia sudah sangat sadarakan segalanya dosanya itu sehinggasang penyair jangan selaludiperingatkan saja ditentang. Hal iniakan membuat darah sang pcnyair bekuoleh rasa dosa yang sangat hebat, olehketrakutan akan dikonkretkan dengan citra-citra dan kiasan, sajak yan merupakansaduran puitis dari sajak'Tot den Arme"karya penyair Belanda Willem Elsschotini, dipergunakan juga saranaretorika hiperbola Hiperbola ini penyair mempunyai carauntuk menciptakan efek puitis, yaitu efekyang membangkitkan perasaan, menarikperhatian, dan sebagainya., dimanadengan gaya bahasa sebagai saranaretorikanya. Namun gaya bahasa tidakbersifat sembarang, karena gaya bahasajustru dipergunakan sang penair untukmenyampaikan, secara tidak langsungdan dengan pemadatan, pikiran-pikiranserta pengalaman hidupnya. Oleh karenaitu untuk memahami atau menganalisissuatu karya puisi, selain stilistika, jugadibutuhkan analisis diksi dan Anwar adalah penyairterbesar angkatan 45, yangpopularitasnya ditentukan oleh bahasaciptaannya yang benar-benar baru. Tidakhanya itu , pilihan kata dan gayabahasannya, baik secara individualmaupun konvensional, serta tema dannuansa puisi-puisinya lah yangmenempatkannya menjadi salah satupenyair terbesar di Indonesia.. Semua ituterrefleksikan dengan jelas dalam diksi,persajakan, dan gaya bahasanya dalamkumpulan puisinya Deru Campur Debuyang menggambarkan pergolakan pikirandan batinnya, perjalanan hidupnya, baiksebagai pribadi maupun sebagai wargamasyarakat Indonesia, dari tema tentangcinta pribadi, eksistensi dan nilai hidup,nasionalisme/perjuangan kebangsaanhingga keadaan sosial masyarakatIndonesia pada saat PUSTAKADamono, Sapardi Djoko, 1999. SihirRendra PERMAINAN MAKNAJakarta Pustaka FirdausDjojosuroto, Kinayati, 2006. PengajaranPuisi . Bandung. Jakarta Nuansa EDU-KATA, No. 2, Agustus 2017Keraf, Goris, 2008. Diksi danGayaBahasa. JakartaGramediaPustaka Djoko Rahmat, 2003, BeberapaTeori Sastra, Metode Kritik, danPenerapannya . YogyakartaPustaka Rahmat Djoko, Puisi. Yogyakarta Gajahmada University Nyoman Kutha, 2009, Pustaka PelajarSutejo, 2010. Stilistika. YogyakartaPustaka FelichaWaluyo, Herman J, 2005. Apresiasi Puisi. Jakarta Gramedia Pustaka & Warren, 1995. TeoriKesusasteraan. Jakarta GramediaPustaka Utama. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this PradopoRahmatPradopo, Djoko Rahmat, 2003, Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya . Yogyakarta Pustaka RatnaKuthaRatna, Nyoman Kutha, 2009, Stilistika. Yoyakarta. Pustaka PelajarApresiasi Puisi . Jakarta Gramedia Pustaka UtamaHerman J WaluyoWaluyo, Herman J, 2005. Apresiasi Puisi . Jakarta Gramedia Pustaka Utama.
​DERU CAMPUR DEBU CHAIRIL ANWAR DIAN RAKYAT JAKARTA ​ISBN 979-532-042-5 Deru Campur Debu Diterbitkan oleh DIAN RAKYAT Jakarta Diterbitkan pertama kali oleh Yayasan Pembangunan tahun 1959 Rencana & hiasan buku oleh Oesman Effendi Dicetak oleh PT. DIAN RAKYAT Cetakan pertama 1987 Cetakan kedua 1991 ​ ​ Unggah gambar untuk mengganti penampung ini. ​AKUKalau sampai waktuku 'Ku mau tak seorang 'kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak perduli Aku mau hidup seribu tahun lagi ​HAMPAkepada sri Sepi di luar. Sepi menekan-mendesak. Lurus kaku pohonan. Tak bergerak Sampai ke puncak. Sepi memagut, Tak satu kuasa melepas-renggut Segala menanti. Menanti. Menanti Sepi Tambah ini menanti jadi mencekik Memberat-mencengkung punda Sampai binasa segala. Belum apa-apa Udara bertuba. Setan bertempik Ini sepi terus ada. Dan menanti. ​SELAMAT TINGGALAku berkaca Ini muka penuh luka Siapa punya? Kudengar seru menderu — dalam hatiku? — Apa hanya angin lalu? Lagu lain pula Menggelepar tengah malam buta Ah ..................?? Segala menebal, segala mengental Segala tak kukenal ................!! Selamat Tinggal ................!! ​ ​ORANG BERDUAKamar ini jadi sarang penghabisan di malam yang hilang batas. Aku dan dia hanya menjengkau rakit hitam 'Kan terdamparkah atau terserah pada putaran pitam? Matamu ungu membatu. Masih berdekapankah kami atau mengikut juga bayangan itu? ​SIA-SIAPenghabisan kali itu kau datang membawa karangan kembang Mawar merah dan melati putih darah dan suci. Kau tebarkan depanku serta pandang yang memastikan Untukmu. Sudah itu kita sama termangu Saling bertanya Apakah ini? Cinta? Keduanya tak mengerti. Sehari itu kita bersama. Tak hampir-menghampiri. Ah! Hatiku yang tak mau memberi Mampus kau dikoyak-koyak sepi. ​DOAkepada pemeluk teguh Tuhanku Dalam termangu Aku masih menyebut namaMu Biar susah sungguh mengingat Kau penuh seluruh cayaMu panas suci tinggal kerdip lilin di kelam sunyi Tuhanku aku hilang bentuk remuk Tuhanku aku mengembara di negeri asing Tuhanku dipintuMu aku mengetuk aku tidak bisa berpaling ​ISAkepada nasrani sejati Itu Tubuh mengucur darah mengucur darah rubuh patah mendampar tanya aku salah? kulihat tubuh mengucur darah aku berkaca dalam darah terbayang terang di mata masa bertukar rupa ini segara mengatup luka aku bersuka Itu Tubuh mengucur darah mengucur darah ​ ​ ​KEPADA PEMINTA-MINTABaik, baik, aku akan menghadap Dia Menyerahkan diri dan segala dosa Tapi jangan tentang lagi aku Nanti darahku jadi beku Jangan lagi kau bercerita Sudah tercacar semua di muka Nanah meleleh dari muka Sambil berjalan kau usap juga. Bersuara tiap kau melangkah Mengerang tiap kau memandang Menetes dari suasana kau datang Sembarang kau merebah. Mengganggu dalam mimpiku Menghempas aku di bumi keras Di bibirku terasa pedas Mengaum di telingaku Baik, baik, aku akan menghadap Dia Menyerahkan diri dan segala dosa Tapi jangan tentang lagi aku Nanti darahku jadi beku. ​KESABARANAku tak bisa tidur Orang ngomong, anjing nggonggong Dunia jauh mengabur Kelam mendinding batu Dihantam suara bertalu-talu Di sebelahnya api dan abu Aku hendak bicara Suaraku hilang, tenaga terbang Sudah! tidak jadi apa-apa! Ini dunia enggan disapa, ambil perduli Keras membeku air kali Dan hidup bukan hidup lagi Kuulangi yang dulu kembali Sambil bertutup telinga, berpicing mata Menunggu reda yang mesti tiba ​SAJAK PUTIHBersandar pada tari warna pelangi Kau depanku bertudung sutra senja Dihitam matamu kembang mawar dan melati Harum rambutmu mengalun bergelut senda Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba Meriak muka air kolam jiwa Dan dalam dadaku memerdu lagu Menarik menari seluruh aku Hidup dari hidupku, pintu terbuka Selama matamu bagiku menengadah Selama kau darah mengalir dari luka Antara kita Mati datang tidak membelah........ ​ ​KAWANKU DAN AKUKami sama pejalan larut Menembus kabut Hujan mengucur badan Berkakuan kapal-kapal di pelabuhan Darahku mengental pekat. Aku tumpat pedat Siapa berkata-kata ........? Kawanku hanya rangka saja Karena dera mengelucak tenaga Dia bertanya jam berapa? Sudah larut sekali Hilang tenggelam segala makna Dan gerak tak punya arti. ​KEPADA KAWANSebelum Ajal mendekat dan mengkhianat, mencengkam dari belakang 'tika kita tidak melihat, selama masih menggelombang dalam dada darah serta rasa, belum bertugas kecewa dan gentar belum ada, tidak lupa tiba-tiba bisa malam membenam, layar merah berkibar hilang dalam kelam, kawan, mari kita putuskan kini di sini Ajal yang menarik kita, juga mencekik diri sendiri! Jadi Isi gelas sepenuhnya lantas kosongkan, Tembus jelajah dunia ini dan balikkan Peluk kucup perempuan, tinggalkan kalau merayu, Pilih kuda yang paling liar, pacu laju, Jangan tambatkan pada siang dan malam Dan Hancurkan lagi apa yang kau perbuat, Hilang sonder pusaka, sonder kerabat. Tidak minta ampun atas segala dosa, Tidak memberi pamit pada siapa saja ! Jadi mari kita putuskan sekali lagi Ajal yang menarik kita, 'kan merasa angkasa sepi, Sekali lagi kawan, sebaris lagi Tikamkan pedangmu hingga ke hulu Pada siapa yang mengairi kemurnian madu !!! ​SEBUAH KAMARSebuah jendela menyerahkan kamar ini pada dunia. Bulan yang menyinar ke dalam mau lebih banyak tahu. "Sudah lima anak bernyawa di sini, Aku salah satu!" Ibuku tertidur dalam tersedu, Keramaian penjara sepi selalu, Bapakku sendiri terbaring jemu Matanya menatap orang tersalib di batu! Sekeliling dunia bunuh diri! Aku minta adik lagi pada Ibu dan bapakku, karena mereka berada di luar hitungan Kamar begini, 3 X 4 m, terlalu sempit buat meniup nyawa! ​ ​LAGU SIULI Laron pada mati Terbakar di sumbu lampu Aku juga menemu Ajal dicerlang caya matamu Heran ! ini badan yang selama berjaga Habis hangus di api matamu 'Ku kayak tidak tahu saja. ​II Aku kira Beginilah nanti jadinya Kau kawin, beranak dan berbahagia Sedang aku mengembara serupa Ahasveros Dikutuk-sumpahi Eros Aku merangkaki dinding buta, Tak satu juga pintu terbuka. Jadi baik kita padami Unggunan api ini Karena kau tidak 'kan apa-apa, Aku terpanggang tinggal rangka ​MALAM DI PEGUNUNGANAku berpikir Bulan inikah yang membikin dingin, Jadi pucat rumah dan kaku pohonan ? Sekali ini aku terlalu sangat dapat jawab kepingin Eh, ada bocah cilik main kejaran dengan bayangan ! ​CATETAN TH. 1946Ada tanganku, sekali akan jemu terkulai, Mainan cahaya di air hilang bentuk dalam kabut, Dan suara yang kucintai 'kan berhenti membelai. Kupahat batu nisan sendiri dan kupagut. Kita - anjing diburu - hanya melihat sebagian dari sandiwara sekarang Tidak tahu Romeo & Juliet berpeluk di kubur atau di ranjang Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat. Dan kita nanti tiada sawan lagi diburu Jika bedil sudah disimpan, cuma kenangan berdebu ; Kita memburu arti atau diserahkan kepada anak lahir sempat Karena itu jangan mengerdip, tatap dan penamu asah, Tulis karena kertas gersang; tenggorokan kering sedikit mau basah! ​NOCTURNOfragment .......................... Aku menyeru — tapi tidak satu suara membalas, hanya mati di beku udara. Dalam hatiku terbujur keinginan, juga tidak bernyawa. Mimpi yang penghabisan minta tenaga, Patah kapak, sia-sia berdaya, Dalam cekikan hatiku Terdampar ....... Menginyam abu dan debu Dari tinggalannya suatu lagu. Ingatan pada Ajal yang menghantu. Dan demam yang nanti membikin kaku ...... .......................... Pena dan penyair keduanya mati, Berpalingan ! ​ ​KEPADA PELUKIS AFFANDIKalau, 'ku habis-habis kata, tidak lagi berani memasuki rumah sendiri,. terdiri di ambang penuh kupak, adalah karena kesementaraan segala yang mencap tiap benda, lagi pula terasa mati kan datang merusak. Dan tangan kan kaku, menulis berhenti, kecemasan derita, kecemasan mimpi ; berilah aku tempat di menara tinggi, di mana kau sendiri meninggi atas keramaian dunia dan cedera, lagak lahir dan kelancungan cipta, kau memaling dan memuja dan gelap-tertutup jadi terbuka ! ​ ​BUAT ALBUM Seorang gadis lagi menyanyi Lagu derita di pantai yang jauh, Kelasi bersendiri di laut biru, dari Mereka yang sudah lupa bersuka. Suaranya pergi terus meninggi, Kami yang mendengar melihat senja Mencium belai si gadis dari pipi Dan gaun putihnya sebagian dari mimpi. Kami rasa bahagia tentu 'kan tiba, Kelasi mendapat dekapan di pelabuhan Dan di negeri kelabu yang berhiba Penduduknya bersinar lagi, dapat tujuan Lagu merdu ! apa mengertikah adikku kecil yang menangis mengiris hati Bahwa pelarian akan terus tinggal terpencil, Juga di negeri jauh itu surya tidak kembali? ​CERITA BUAT DIEN TAMAELA Beta Pattirajawane Yang dijaga datu-datu Cuma satu. Beta Pattirajawane Kikisan laut Berdarah laut Beta Pattirajawane Ketika lahir dibawakan Datu dayung sampan Beta Pattirajawane, menjaga hutan pala. Beta api di pantai. Siapa mendekat Tiga kali menyebut beta punya nama. Dalam sunyi malam ganggang menari Menurut beta punya tifa, Pohon pala, badan perawan jadi Hidup sampai pagi tiba. Mari menari! mari beria! mari berlupa! Awas jangan bikin beta marah Beta bikin pala mati, gadis kaku Beta kirim datu-datu! ​Beta ada di malam, ada di siang Irama ganggang dan api membakar pulau...... Beta Pattirajawane Yang dijaga datu-datu Cuma satu. ​PENERIMAANKalau kau mau kuterima kau kembali Dengan sepenuh hati Aku masih tetap sendiri Kutahu kau bukan yang dulu lagi Bak kembang sari sudah terbagi Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani Kalau kau mau kuterima kau kembali Untukku sendiri tapi Sedang dengan cermin aku enggan berbagi. ​KEPADA PENYAIR BOHANG Suaramu bertanda derita laut tenang ..... Si Mati ini padaku masih berbicara Karena dia cinta, di mulutnya membusah dan rindu yang mau memerahi segala Si Mati ini matanya terus bertanya ! Kelana tidak bersejarah Berjalan kau terus ! Sehingga tidak gelisah Begitu berlumuran darah. Dan duka juga menengadah Melihat gayamu melangkah Mendayu suara patah "Aku saksi!" Bohang, Jauh di dasar jiwamu bertampuk suatu dunia ; menguyup rintik satu-satu Kaca dari dirimu pula ........ ​ ​SENJA DI PELABUHAN KECIL buat sri ayati Ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak. Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap. ​KABAR DARI LAUTAku memang benar tolol ketika itu , mau pula membikin hubungan dengan kau ; lupa kelasi tiba-tiba bisa sendiri di laut pilu, berujuk kembali dengan tujuan biru. Di tubuhku ada luka sekarang, bertambah lebar juga, mengeluar darah, dibekas dulu kau cium napsu dan garang; lagi akupun sangat lemah serta menyerah. Hidup berlangsung antara buritan dan kemudi. Pembatasan cuma tambah menjatuhkan kenang. Dan tawa gila pada whisky tercermin tenang. Dan kau ? Apakah kerjamu sembahyang dan memuji, Atau di antara mereka juga terdampar, Burung mati pagi hari di sisi sangkar ? ​TUTI ARTICAntara bahagia sekarang dan nanti jurang ternganga, Adikku yang lagi keenakan menjilat es artic; Sore ini kau cintaku, kuhiasi dengan susu + coca cola. Istriku dalam latihan kita hentikan jam berdetik Kau pintar benar bercium, ada goresan tinggal terasa — ketika kita bersepeda kuantar kau pulang — Panas darahmu, sungguh lekas kau jadi dara, Mimpi tua bangka ke langit lagi menjulang. Pilihanmu saban hari menjemput, saban kali bertukar; Besok kita berselisih jalan, tidak kenal tahu Sorga hanya permainan sebentar. Aku juga seperti kau, semua lekas berlalu Aku dan Tuti + Greet + Amoi ...... hati terlantar, Cinta adalah bahaya yang lekas jadi pudar. ​ ​SORGAbuat basuki resobowo Seperti ibu + nenekku juga tambah tujuh keturunan yang lalu aku minta pula supaya sampai di sorga yang kata Masyumi + Muhammadyah bersungai susu dan bertabur bidari beribu Tapi ada suara menimbang dalam diriku, nekat mencemooh Bisakah kiranya berkering dari kuyup laut biru, gamitan dari tiap pelabuhan gimana ? Lagi siapa bisa mengatakan pasti di situ memang ada bidari suaranya berat menelan seperti Nina, punya kerlingnya Yati? ​CINTAKU JAUH DI PULAU Cintaku jauh di pulau, gadis manis, sekarang iseng sendiri. Perahu melancar, bulan memancar, di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar. angin membantu, laut terang, tapi terasa aku tidak 'kan sampai padanya. Di air yang tenang, di angin mendayu, di perasaan penghabisan segala melaju Ajal bertakhta, sambil berkata "Tujukan perahu ke pangkuanku saja". Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh ! Perahu yang bersama 'kan merapuh ! Mengapa Ajal memanggil dulu Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?! Manisku jauh di pulau, kalau 'ku mati, dia mati iseng sendiri. ​ ​ISIA k u H a m p a Selamat tinggal Orang berdua Sia-sia D o a I s a Kepada peminta-minta Kesabaran Sajak putih Kawanku dan aku Kepada kawan Sebuah kamar Lagu Siul Malam di pegunungan Catetan th. 1946 Nocturno Kepada pelukis Affandi Buat album Cerita buat Dien Tamaela Penerimaan Kepada penyair Bohang Senja di pelabuhan kecil Kabar dari laut Tuti Artic Sorga Cintaku jauh di pulau Tulisan Chairil Anwar
makna puisi deru campur debu